Dalam perusahaan, bagian operasional –atau produksi memiliki peran yang sangat penting. Seperti namanya, bagian atau divisi ini sangat berpengaruh pada bagaimana perusahaan tersebut akan berjalan. Tentu, dengan operasional yang baik, maka perusahaan pun nantinya akan bisa berjalan dengan baik pula.
Seiring dengan pentingnya operasional, penerapan KPI operasional dalam perusahaan menjadi salah satu langkah yang tepat. Pasalnya, KPI akan menjadi pedoman dan juga bahan evaluasi untuk memastikan apakah kinerja para karyawan dalam perusahaan tersebut sudah maksimal atau belum.
Nah, pada kesempatan ini akan dibahas tentang beberapa hal yang masuk dalam KPI operasional tersebut. Tentu, pengetahuan yang detail mengenai jenis KPI ini nantinya akan memudahkan pihak manajemen perusahaan melakukan pembaruan dan penerapan aturan.
Hal yang Termasuk Dalam KPI Operasional
KPI operasional memiliki beberapa bagian yang cukup penting dan bisa dijadikan pertimbangan yang tepat untuk penyusunan acuan dan aturan yang baru. Adapun beberapa hal yang termasuk dalam KPI operasional ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Output value
Output value merupakan hasil pengerjaan operasional yang didasarkan pada penetapan target dari perusahaan. Secara umum, output value dibuat dalam beberapa skala waktu yang berbeda, seperti mingguan, bulanan, kuartal, semester, tahunan, dan lainnya tergantung dari ketentuan perusahaan.
2) Carry over
Carry over adalah proses operasional yang belum bisa diselesaikan sesuai dengan target waktu yang ditetapkan sebelumnya. Jika hal ini terjadi, tentu saja nantinya akan terjadi gangguan pada jadwal dan proses lainnya di dalam perusahaan.
Tidak hanya itu, carry over juga bisa berdampak buruk pada perusahaan. Proses operasional yang terlalu sering carry over nantinya akan membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari mitra perusahaan dan akan mengganggu potensi perusahaan lainnya.
3) Quality defect
Quality defect adalah kondisi di mana produk dari operasional produksi gagal atau kurang sempurna. Dalam hal ini, apabila persentase dari quality defect produk yang dihasilkan cukup tinggi, maka ada kesalahan yang terjadi pada sistem operasional yang dijalankan. Perlu diketahui bahwa tingginya persentase quality defect nantinya akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan.
4) Waste
Waste adalah istilah di mana adanya banyak bahan utama yang tidak terpakai karena sistem operasional yang salah. Bisa jadi karena adanya masalah pada sistem operasional tersebut akan membuat produksi barang dalam perusahaan akan menurun. Tidak hanya itu, tingginya waste dalam perusahaan menandakan sistem manajemen perusahaan yang tidak berjalan maksimal.
5) Over time
Setiap jalannya operasional di dalam sebuah perusahaan ditentukan oleh waktu yang diatur sedemikian rupa, sebagaimana layaknya target. Hanya saja, terkadang ada masalah pada proses operasional di mana pekerjaan yang dilakukan ternyata tidak selesai sebagaimana yang sudah ditargetkan atau kondisi over time.
Over time yang terjadi secara langsung akan berpengaruh pada efektivitas kerja yang ada. Tidak dimungkiri bahwa perusahaan akan terkena imbas dari masalah ini seperti biaya operasional yang membengkak ataupun tingkat kepercayaan mitra yang cenderung menurun.
Beberapa hal di atas adalah apa yang termasuk dalam KPI operasional. Memang, secara umum, KPI membahas tentang indikator pencapaian. Namun, di sisi yang lain KPI juga membahas tentang kondisi-kondisi negatif yang bisa muncul.
Dengan pembahasan yang lebih lengkap, tentu kondisi riil di perusahaan bisa diketahui dengan lebih baik. Nantinya, berdasar pengetahuan riil tentang kondisi di lapangan, proses evaluasi bisa dilakukan. Semoga bermanfaat.